Mimpi setinggi langit tercapai

Namaku Ardiansah. Hobiku bermain bulutangkis. Cita-citaku meraih medali emas dalam kejuaraan bulutangkis. Aku berlatih di Kudus, tempat dilahirkannya pemain bulutangkis terbaik Indonesia. Aku berlatih setiap hari mulai Senin sampai Minggu.
Pada suatu hari di gerbang Kudus terlihat poster. Siapa yang akan lolos? Setelah aku membaca aku berdoa. Dan berterima kasih karena Tuhan telah mengabulkan permintaanku. Di lain waktu, sainganku si Romy kalah jauh dengan aku. Setiba di rumah aku menceritakan kesuksesanku kepada Raden teman sebangkuku. Di wajah raden terlihat kegembiraan dan dia memeluk tubuhku dan berkata,” Aku gak ngerti, anak desa bisa berhasil!” Setelah hari itu aku lebih giat berlatih. Mimpiku yang setinggi langit akhirnya…… bisa tercapai.


Berlatih Keras yang Membuahkan Hasil
Walaupun mimpiku sudah tercapai aku tetap berlatih untuk lomba di Jakarta. AKu sudah mendaftar dengan pelatihku, Pak Rusli. Dia adalah pelatih yang memberiku semangan dan motivasi untuk bermain bagus. “Maju…. Mundur…. Smesh…..” itulah suara yang memberiku semangat untuk beramin sportif. ESok harinya tepat di GOR SUdirman aku dan teman-temanku berlatih keras untuk lomba nanti. …………

Aku terbangun dari tidurku, seolah rasa percaya diri menghinggap di hatiku. Setelah mandi aku langsung sarapan. Aku berangkat naik mobil milik Pak Hermawan, teman ayahku. Setelah sampai….. “Ardiansah…..” Suara siapa itu? Rasa penasaran ada di hatiku. Oh…. Ternyata Pak Rusli yang memanggilku. Aku segera berlati menuju ruang tunggu pemain. Di situ aku berbincang-bincang. Aku berada di tunggal pertama, karena Pak Rusli mempercayaiku, untuk menunjukkan kerja kerasku selama ini. “Ardiansah!” Pak Rusli memanggilku untuk masuk ke arena pertandingan. Sebelum masuk, Pak Rusli membisikkan satu kata kepadaku,” Nak……, kau pasti bisa!”
Setelah itu aku berlari sekencang-kencangnya ke arena. Seketika itu jantungku berdetak kencang, karena banyak penonton yang menyorakkan … Ardiansah….! Ardiansah…! Setelah angka 5 – 1 unggul aku, aku mengambil minum dan mengelap keringatku dengan handuk. Setelah itu permainan dilanjutkan kembali. Akhirnya smesh tipuan mengakhiri set pertama yang aku menangkan 21 – 14.
Setelah aku menang di set pertama, aku mengakhiri gerak tipuan smesh yang sempat bergulir di depan net, dan jatuh di wilayah pemain lawan dengan begitu skor terakhir 21 -17 untuk kemenanganku!

Di ganda pertama antara Rendy Santoso berpasangan dengan Nihil Sumardi dan Lin Chong We berpasangan dengan Ling Wei Xian dimenangkan pasangan Rendy – Nihil 21 – 13, 21 – 12. Dengan begitu timku unggul 2 -0. Setelah ini Ryan Ludianto masuk di tunggal kedua, setelah cederanya Albison Jendrik, pemain Indonesia keturunan asing. Albison dulunya adalah pemain Malaysia yang sangat baik. Di tunggal kedua Ryan Ludianto menang rubberset, karena set kedua dia kelelahan dan kendor. Tetapi masih ada keberuntungan. Sehingga Ryan menang 21- 18, 15 – 21, 21 -16. Dengan begitu timku unggul 3 – 0 melawan tim China.
Kami menang!!!

Sorak- sorai
Tepat hari Minggu pagi timku dan pelatihku Pak Rusli, tiba di GOR Rudirman, tempat kami berlatih. Di Sana kami melepas kelelahan dengan cara beristirahat dan membuat makanan untuk pesta yang akan diadakan timku nanti malam.
Setelah semua siap, malam harinya…….. beberapa orang duduk-duduk di kursi yang telah disiapkan. Setelah acara selesai, banyak orang yang memberi tepuk tangan dan sorak-sorai terdengar sangat keras. Sehingga banyak desa tetangga yang datang mengucapkan selamat kepadaku dan kawan-kawanku.

Sabtu, 15 Mei 2010.
Gagas

(pada minggu ini Gagas selalu menonton tayangan televisi, siaran langsung pertandingan bulutangkis Thomas Cup dan Uber Cup. Pertandingan itu rupanya menginspirasinya untuk menulis cerpen di atas. Dan barangkali film King yang pernah ditontonnya serta novel KING yang pernah dibacanya, sempat menginspirasi tulisannya.)

0 Response to "Mimpi setinggi langit tercapai"

Gagas & His Friends

Gagas & His Friends
Gagas berkaos merah, bercelana hijau, bersama kawan-kawan bermainnya.