Menyadari Kesalahannya

(lanjutan AXA dan Pendekar Ajaib)

“Axa......” Pendekar ajaib memanggil Axa dari mimpinya.
“Kenapa aku disini?”
“Tadi kau pingsan”
“Seingatku, aku tadi pulang ke rumah” kata Axa.
“Cobalah kau ingat-ingat lagi”
“Berarti dari kemarin aku belum pulang ke rumah?”
“Belum, karena aku menemukanmu di semak-semak berduri”
“Aku harus pulang, aku harus mandi, aku harus makan...”
Ah...ah...ah...ternyata hanya mimpi. Kenapa di mimpiku ada pendekar ajaib. Aku harus ke kemah Lim dan teman-temannya.
Di kemah Lim, “Lim mana anaknya?”
Sebentar lagi pasti....
Srek...halo Lim
Kau datang tepat waktu, kau pasti bermimpi. Kau belum pulang.
“Kenapa kau bisa tahu?”
“Karena aku pendekar ajaib.
“Oh..ya aku memanggilmu karena untuk masalah perang antara suku-ku dan suku kutukan.

Serang......doum....duarrr...duaarr...
“Oh...tidak...kita diserang!!!!”
“Pakai senjata kalian”
Lim memakai pedang kutukan dan pedang pembelah langit. Pihak lawan memakai Bom dan senjata api berupa senapan. Lim dan anak buahnya mundur ke jalur jantung pertahanan.
Setelah perang berlangsung lama akhirnya banyak suku kutukan mati dan kabur.

Di kemah suku kutukan.....
“Hei...!sebaiknya kita membuat surat palsu untuk permohonan maaf”
“Betul...dan kalau sudah ditandatangani kita akan rebut kembali pedang kutukan”
Ternyata....rencana itu didengar Axa...
Keesokan harinya Axa pagi-pagi langsung datang ke markas Lim.
“Lim...ada yang ingin aku bicarakan denganmu”
“Bicara apa?”
“Hati-hati dengan jebakan suku kutukan”
”Jebakan apa?
”Suku kutukan akan memberikan surat maaf padamu dan kalau sudah kau tandatangani, pedang kutukan akan direbut kembali”

“Pendekar ajaib..ini surat permohonan maaf kepadamu, kami menyesal karena telah jahat dengan kalian”
Bodoh.....
Srett...tt, jrot......ah....Lim segera menancap pedang kutukan pada tangan licik para suku kutukan.
“Apa maksudmu?”
“Jangan pura-pura kau....rencanamu sudah aku ketahui”

Sesampai di markasnya suku kutukan
“Bodoh...bodoh....kenapa ketahuan. Sebaiknya tak usah direbut kembali pedang kutukan. Aku tak mau jadi orang terkutuk terus, aku mau menjadi orang baik..”
“Boss...jangan menyerah dengan keadaan”
“Sudah, diam kau! Aku akan pergi ke langit dan tinggal di kerajaan batu permata”
“Jangan boss....itu berbahaya”
“Kenapa berbahaya?”
“Karena boss akan bertemu Raja Mur dan boss akan dikutuk menjadi batu”
“Tidak apa, yang penting aku telah menyadari kesalahanku dan tidak akan mengulangi lagi.

Jumat 7 Mei 2010
Agastya Pandu Wisesa (GAGAS)

0 Response to "Menyadari Kesalahannya"

Gagas & His Friends

Gagas & His Friends
Gagas berkaos merah, bercelana hijau, bersama kawan-kawan bermainnya.